Luksemburg (AFP/ANTARA) - Menteri luar negeri Eropa
akan meningkatkan tekanan terhadap Iran dan Suriah dalam pembicaraan
pada Senin, saat mengambil "langkah besar" di Afrika dengan menyetujui
untuk membantu Mali merebut kembali kawasan utara mereka dari
pemberontak dan ekstremis Islam.
Pertemuan yang dilakukan sehari sebelum KTT Uni Eropa, menteri luar negeri 27 blok itu berujung setuju pada sumber diplomatik yang dijuluki sebagai "salah satu paket sanksi terberat" yang belum diterapkan terhadap Teheran atas program nuklirnya yang dipersengketakan.
"Iran tidak bergerak pada salah satu pertanyaan penting selama beberapa bulan terakhir. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan tekanan sanksi," kata Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle pada Minggu.
"Kami ingin besok, Uni Eropa mengirim sinyal yang jelas ke Teheran," tambahnya. "Ini adalah waktu untuk solusi politik."
Sumber-sumber diplomatik mengatakan negara anggota Uni Eropa akan berurusan dengan sanksi dengan bank, perdagangan dan gas impor, dan setuju untuk pertama kalinya untuk memukul Iran di bagian sektor telekomunikasi.
Semua transaksi antara bank-bank Eropa dan Iran akan dilarang di atas ambang tertentu "relatif rendah", meskipun pengecualian akan diizinkan dalam beberapa kasus medis dan kemanusiaan, kata seorang diplomat.
Impor gas Iran, meskipun kecil, akan dilarang, dan tambahan 30 perusahaan masuk daftar perusahaan yang terkena pembekuan aset Uni Eropa.
Seperti kekerasan yang meningkat di Suriah, para menteri membekukan aset dan larangan perjalanan pada 28 Suriah dan dua perusahaan, sanksi ke-20 terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad sejak awal konflik pada bulan Maret tahun lalu.(yg/ml)
Sumber : Yahoo
0 komentar:
Posting Komentar