Tokyo - Meningkatnya perseteruan antara China dan Jepang soal perebutan pulau di wilayah Timur Laut China harus diselesaikan. Karena konflik tersebut berpengaruh terhadap melambatnya perekonomian dunia.
Direktur Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati menyatakan, hubungan antara China dan Jepang saat ini dalam tingkat terburuk. Akibat perseteruan ini, muncul aksi protes keras dan bikot terhadap produk Jepang di China bulan lalu.
Akibat perseteruan yang memanas ini, para pejabat sektor keuangan China, termasuk gubernur bank sentral China Zhou Xiaochian tak mau ikut dalam pertemuan terbesar IMF dan Bank Dunia yang diadakan di Tokyo. Para analis menyatakan, tindakan China adalah untuk mempermalukan Jepang di level internasinal.
Menanggapi aksi tersebut, Sri Mulyani yang merupakan mantan menteri keuangan Indonesia menyatakan, aksi mogok China tidak akan menurunkan mood dari pertemuan di Tokyo ini. Pertemuan ini menjadi agenda penting untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi dunia akibat krisis utang di Eropa.
Menurut Sri Mulyani, para pemimpin di China dan Jepang punya tanggung jawab untuk menyelesaikan perseteruan, agar tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak perlu kepada ekonomi dan sosial.
"Hubungan antara China dan Jepang sangat penting, tidak hanya bagi dua negara tersebut. Kita semua tahu, bahwa China dan Jepang adalah negara dengan perekonomian terbesar kedua dan ketiga di dunia. Jadi apapun bisa terjadi jika dua negara ini berseteru. Dan dampaknya bukan kepada dua negara ini saja, tapi juga pada dunia," kata Sri Mulyani dikutip dari Reuters, Jumat (12/10/2012).
Jadi, ujar Sri Mulyani, perseteruan ini sangat penting sekali untuk diselesaikan. "Kita sudah cukup menghadapi banyak persoalan soal ketidakpastian ekonomi global yang menyebabkan perlambatan, jadi sangat penting bagi kedua negara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut," ujar Sri Mulyani.
Seperti diketahui, para produsen mobil di Jepang menyatakan adanya perlambatan penjualan mobil di China pada September ini. Penjualan Toyota turun hampir setengah karena konflik teritorial yang terjadi.
Sri Mulyani menyatakan, pertemuan IMF-Bank Dunia ini merupakan sebuah kesempatan bagi para pemimpin sektor keuangan dunia untuk mengeksplor kebijakan yang dapat menahan dampak krisis Eropa kepada negara berkembang.
"Para pembuat kebijakan harus berpikir, apakah mereka membuat kebijakan untuk meredam gejolak dalam jangka panjang atau jangka menengah," kata Sri Mulyani.
Dikatakan Sri Mulyani, krisis yang terjadi bisa menyebabkan terhambatnya penurunan kemiskinan di negara berkembang. Bank Dunia memperkirakan, krisis keuangan global di 2009 telah menyebabkan 53 juta orang di seluruh dunia jatuh ke jurang kemiskinan.
(dnl/dnl)
Share:
Baca Juga
Pengangguran di Yunani Makin Parah Tembus 25,1%
Pengusaha Hashim Djojohadikusumo Danai Pusat Kajian Sumitro di AS
3 Mega Proyek Metropolitan Jabodetabek Terkait Sektor Perhubungan
Laporan dari Tokyo
Ini Alasan Pemerintah Dahulukan Pembangunan Metropolitan di Jabodetabek
Laporan dari Tokyo
RI Butuh Modal Asing Bangun Metropolitan Jabodetabek Rp 410 Triliun
Sri Mulyani Minta Jepang dan China Berdamai
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar