RI adakan pembicaraan dengan China perihal upaya produksi bersama rudal anti-kapal C-705.
Wacana untuk memproduksi bersama rudal itu pertama kali muncul pada
bulan Juli lalu, pembicaraan yang kemudian dilanjutkan ketika Menteri
Luar Negeri China Yang Jiechi berkunjung ke Jakarta minggu lalu.
Kementerian Pertahanan Indonesia menegaskan bahwa perjanjian untuk
produksi rudal tersebut segera akan ditandatangani oleh Indonesia dan
China bulan Maret 2013. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia
Michael Tene menjelaskan, kerjasama itu merupakan bagian dari tujuan
yang lebih luas untuk meningkatkan kemampuan militer Indonesia.
![]() |
Rudal anti-kapal C-705 |
“Kami membangun hubungan dekat dengan semua negara sahabat untuk
mengembangkan kemampuan pertahanan kami, bukan hanya melalui perbekalan,
tetapi juga investasi dan produksi bersama untuk meningkatkan kemampuan
kami mengembangkan industri pertahanan dan tentu saja dengan Tiongkok
juga, kami punya banyak kerjasama untuk mengembangkan industri di bidang
itu,” papar Tene.
Rencana produksi misil bersama itu dikemukakan selagi ketegangan
memuncak di Laut Cina Selatan. Menteri-menteri ASEAN bulan lalu gagal
menyepakati tata perilaku multilateral untuk menyelesaikan klaim-klaim
teritorial yang tumpang tindih.
Para analis politik mengatakan bahwa kegagalan kesepakatan tersebut
menjadikan posisi China lebih kuat untuk mendominasi sengketa bilateral
dengan negara-negara yang lebih kecil di kawasan itu. Namun, Kementerian
Pertahanan Indonesia menyangkal bahwa rencana untuk memproduksi rudal
laut yang memiliki jangkauan 120 kilometer dengan bantuan China itu
adalah upaya pembangunan aliansi yang lebih kuat terkait sengketa
maritim itu.
Sebagai Antisipasi Embargo Alusista dari AS
Analis pertahanan Universitas Indonesia Yohannes Sulaiman mengatakan,
Indonesia hanya berusaha mendesakkan tawaran terbaiknya yang bisa
diperoleh dan tetap tergantung pada Amerika untuk piranti keras
militernya.
“Jika hal yang tidak diinginkan terjadi di Papua, Amerika akan melakukan
embargo militer dan kita akan kekurangan pasokan. Itulah sebabnya
militer berusaha memperluas hubungannya, khususnya dengan Tiongkok,
sebagai pemasok lain senjata,” ujar Sulaiman.
Amerika memberlakukan embargo militer enam tahun terhadap
Indonesia tahun 1999 terkait isu HAM di Timor Timur. Sulaiman mengatakan
banyak perwira militer dan jenderal Indonesia menyampaikan keprihatinan
bahwa tuduhan pelanggaran HAM di Papua Barat yang kaya mineral bisa
memicu embargo lainnya.
Pada saat bersamaan, katanya, Indonesia hampir tidak punya strategi besar mengenai bagaimana menanggapi kekuatan regional saat ini yang dimainkan Amerika dan China.
Sementara Indonesia mengembangkan hubungan dengan semua pihak yang
terkait sengketa Laut Cina Selatan, Amerika minggu ini memperingatkan
bahwa ada upaya untuk memecah belah dan menguasai Laut Cina Selatan, dan
mengulangi dukungannya atas tata perilaku multilateral di jalur
perdagangan global itu.
0 komentar:
Posting Komentar